Dalam rangka mensinergikan program kerja PGRI Tabalong dengan visi misi Kabupaten Tabalong dan intansi terkait (Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama), serta follow up dari kegiatan rapat koordinasi dan silaturahmi dengan pengurus cabang PGRI se-Tabalong, PGRI Kabupaten Tabalong menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Evaluasi Kondisi Pendidikan di Kabupaten Tabalong”.
Ketua PGRI Kabupaten Tabalong, Dr. H. Erwan Mardani, S.H., M.A.P. dalam sambutannya menyampaikan latar belakang perlunya dilaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) adalah mengevaluasi dan mencari solusi yang tepat untuk pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, mengingat pengelolaan dan pembinaan jenjang pendidikan tidak semuanya berada di kewenangan pemerintah Kabupaten Tabalong, tetapi juga menjadi kewenangan pemerintah Provinsi dan Kementerian Agama.
Bupati Tabalong, H. Anang Syakhfiani dalam sambutan pembukaan memberikan dukungan penuh terlaksananya Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh PGRI Kabupaten Tabalong, Kamis (22/7).
Menurut H. Anang Syakhfiani, mengutip isu dikotomi pendidikan antara sekolah umum dengan sekolah pendidikan Islam agar dapat saling bersinergi untuk mengawal Pendidikan di Kabupaten Tabalong yang sudah berkembang sangat pesat. Mengevaluasi tiga tahun ke belakang, perkembangan pendidikan Islam di bawah Kementerian Agama selama ini berkembang pesat karena permintaan, minat dan animo masyarakat sangat luar biasa. Sebagai bentuk komitmen dan dukungan, tahun 2017 pemerintah Kabupaten Tabalong menghibahkan lahan yang sangat strategis di pusat kota Tanjung untuk pembangunan dan pengembangan MTs Negeri 4 Tabalong yang beralamat Jl. Penghulu Rasyid No.2 Kecamatan Tanjung.
Dalam Focus Group Discussion (FGD), H. Anang Syakhfiani berharap terjadi diskusi positif untuk mengevaluasi pendidikan di Tabalong khususnya memfasilitasi animo masyarakat yang kuat untuk membekali putra putrinya dengan kemampuan pendidikan agama. Bagi sekolah pendidikan Islam tentunya ini menjadi keunggulan sehingga berdampak pada banyaknya minat pendaftar tetapi tidak berimbang dengan sarana prasarana yang ada. Oleh karena itu, pendidikan umum juga harus mampu membaca peluang dan memberikan pelayanan pendidikan dengan menambahkan jam pelajaran dan keterampilan agama di sekolah.
Tampil menjadi narasumber pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) adalah Drs. H. Mahdi Noor, M.Si. (Kepala Dinas Pendidikan Tabalong) dan H. Taufik Rahman, S.Ag., M.Pd. (Kepala Kemenag Tabalong).
Dalam paparannya yang berjudul strategi penyelenggaraan pendidikan sesuai kewenangan daerah, Mahdi Noor menekankan pada SDM unggul serta SDM tangguh dan berdaya saing dengan proyeksi program pada Dinas Pendidikan berupa jaringan pengendalian mutu dan jendela mutu. Pada program jaringan pengendalian mutu terdapat 2 (dua) program utama yaitu PAKAR (Pendidikan Karakter, Agama, dan Religius) serta BERJAYA (Pembelajar yang Berbudaya).
Materi program pendidikan Raudhatul Athfal dan Madrasah disampaikan oleh Taufik Rahman dengan memaparkan pemetaan RA/Madrasan pada tahun 2020/2021 dengan hambatan dan tantangan berupa: 1) masih banyaknya tenaga Pendidik yang berstatus honorer, 2) Ruang kelas masih banyak yang rusak, 3) Sarana dan prasarana pendidikan masih banyak yang belum memenuhi standar pelayanan minimal terutama madrasah swasta, dan 4) Masih banyak lahan madrasah yang berstatus wakaf, sehingga menjadi kendala untuk mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dari Pemerintah Pusat. Untuk penyelesaian permasalahan tersebut, Taufik berharap 1) dukungan pemerintah daerah dalam pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan di madrasah, 2) dukungan pemerintah daerah dalam memberikan bantuan honor bagi guru non pns di RA dan madrasah yang dituangkan dalam peraturan/ regulasi daerah, dan 3) adanya sinergi dan berkolaborasi dengan semua mitra kerja dan stakeholders lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan Tabalong yang lebih maju.